The Vanished Man

 
Judul
The Vanished Man (978-979-22-5926-1)
Pengarang
Jeffery Deaver
Penerbit
Gramedia Pustaka Utama(2010, versi aslinya 2003)

    Satu lagi karya dari Jeffery Deaver, The Vanished Man. Bagi yang sudah membaca The Blue Nowhere, buku ini mungkin akan mengingatkan Anda pada The Blue Nowhere karena alur ceritanya yang hampir sama yaitu pembunuhan berencana dan berantai. Dan bagi yang sudah membaca The Bone Collector, The Empty Chair, atau The Stone Monkey, maka Anda sudah akan mengenal tokoh utama dalam buku ini, yaitu Lincoln Rhyme, karena The Vanished Man adalah satu dari sekian banyak seri Lincoln Rhyme.

    Berbeda dengan The Blue Nowhere yang dilatarbelakangi dunia komputer dan sains, The Vanished Man dilatarbelakangi dunia sulap, utamanya illusionis. Hebatnya, Deaver seakan benar-benar tahu  dan paham betul dunia sulap. Hal ini ditunjukkan dengan penyebutan istilah-istilah detail yang digunakan di dunia sulap, dan juga mengungkap beberapa trik sulap yang digunakan oleh sang pembunuh untuk menghabisi korbannya. Saya rasa hal inilah yang patut ditiru oleh penulis-penulis pemula, bahwa ide cerita memang penting, tapi membuat cerita itu berjalan senatural mungkin juga tidak kalah penting. Dan untuk membuat cerita senatural mungkin, kita harus benar-benar paham dunia yang akan kita tulis, dan untuk itu dibutuhkan riset. Ya, riset. Hal yang tidak banyak dilakukan oleh penulis-penulis Indonesia dan membuat dunia kepenulisan di Indonesia jalan di tempat. Coba tengok karya-karya penulis Indonesia, hampir semuanya bercerita tentang : cinta, kemiskinan, cinta lagi, kisah sehari-hari, dan cinta lagi. Tak satupun buku yang ditulis dengan riset. Dan itu yang membuat buku-buku di Indonesia, maaf, kurang berkualitas. Bandingkan dengan karya-karya Deaver, Dan Brown, Daniel Keyes, dan penulis top lainnya yang menulis bukunya dengan 'tidak asal menulis' atau 'yang penting laku'. Tapi bener-bener dilandasi oleh latar belakang yang kuat (Tsah, berat ya curcolnya. Hihi).

    Kembali ke The Vanished Man. Seperti karya-karya Deaver yang lainnya, buku ini juga penuh dengan twist-twist yang tak terduga. Ketika kita berpikir bahwa 'selesai ni ceritanya', maka di halaman berikutnya Anda akan menemukan bahwa ceritanya masih jauh dari selesai. Seperti itu terus hingga halaman terakhir. Twist-twist inilah yang akan membuat Anda tidak rela melewatkan bahkan satu kalimatpun dalam buku ini.

    Apa yang saya tulis disini kok sepertinya terkesan lebay dan terlalu memuji buku ini dan Jeffery Deaver ya. Saya akui, memang demikian. Karena pada dasarnya saya memang penikmat karya-karya Deaver dan salah satu fans dari beliau. Dan seperti fans-fans pada umumnya, saya telah dibutakan oleh Deaver hingga tak mampu menemukan celah-celah untuk mengkritisinya. Bagi saya, karya Deaver memang selalu sempurna. Hehe.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5cm

Love and Life Chocolatos: Ayah, Mengapa Aku Berbeda

Kumpulan Cerpen Kompas 2012 : Laki-laki Pemanggul Goni