Love and Life Chocolatos: Ayah, Mengapa Aku Berbeda

 
Judul
Love and Life Chocolatos (978-979-18346-6-7)
Pengarang
Agnes Danovar
Penerbit
Inandra/Intobook Publisher (2011)

    Ada dua hal yang membuat saya tertarik membeli buku ini. Satu karena saya suka cerpen, dan buku ini adalah kumpulan cerpen. Dan kedua karena salah satu judul cerpen dalam buku ini adalah 'Surat Kecil untuk Tuhan'. Ada yang pernah dengar judul cerpen itu? Tidak mengejutkan sih karena cerpen tersebut telah diangkat ke layar lebar dengan judul film yang sama, 'Surat Kecil untuk Tuhan'. Sangat menggiurkan, karena kita tahu tak banyak cerpen yang berhasil diangkat ke layar lebar. Barangkali satu cerpen yang sukses di layar lebar adalah (bahkan ada sinetronnya) adalah 'Emak Ingin Naik Haji' karya Asma Nadia. Dan melihat kesuksesan film 'Surat Kecil untuk Tuhan', saya pun beranggapan bahwa seharusnya cerpennya pun tak kalah bagusnya.

    Saya buka bukunya dan saya baca halaman 1 dan kemudian halaman 2, lalu saya tutup lagi bukunya. Saya buka lagi secara acak kemudian saya baca dan tak lama saya tutup lagi. 'What the Hell', kata saya. Mohon maaf sebelumnya, tapi bagi saya isi buku ini sangat mengecewakan dan jauh dari ekspektasi saya tentang cepen yang bagus. Selanjutnya, saya tak pernah membuka buku ini lagi dan ketika ada kesempatan untuk menukar buku dengan sesama pecinta buku, kesempatan itu tidak saya sia-siakan.

    Dua hal yang membuat saya memberi penilaian buruk tentang buku ini adalah : satu, cerita yang terkesan lebay dan dibuat-buat. Bagaimana sang tokoh utama yang dianggap 'berbeda' karena tuli harus mengalami penyiksaan oleh teman-temannya di sekolah, yang saya kira terlalu berlebihan. Kemudian perlakuan dan kalimat-kalimat sang ayah yang terlalu puitis dan bijaksana yang rasanya tak mungkin terucap di kehidupan sehari-hari. Mungkin inti ceritanya bagus (saya juga tidak tahu karena tak sempat menyelesaikan bukunya), tapi dengan kalimat-kalimat yang terkesan dibuat-buat dan tidak natural membuat buku ini 'jelek' menurut saya. Alasan kedua yang menjadi kelemahan buku ini adalah pemilihan kata-katanya yang kaku dan aneh. Bagi saya, adalah keajaiban hingga cerpen dalam buku ini bisa diangkat ke layar lebar, karena masih sangat banyak cerpen bagus lain yang menurut saya lebih layak untuk difilmkan. But anyway, semua kembali ke serela masing-masing pembaca. Mungkin ada pembaca yang berbeda pendapat dengan saya? It's oke, karena ini hanya pendapat pribadi saya. Hihi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5cm

Kumpulan Cerpen Kompas 2012 : Laki-laki Pemanggul Goni