The Alchemist (Sang Alkemis)

 
Judul
The Alchemist (978-979-22-1664-6)
Pengarang
Paulho Coelo
Penerbit
Gramedia Pustaka Utama (2005)

    The Alchemist by Paulho Coelo adalah salah satu novel terbaik buat gw. Namun bukan berarti novel terbaik yang pernah gw baca ya. Jujur saja banyak novel lain yang lebih bagus dari Alchemist, tapi antara gw dan Alchemist punya semacam chemistry yang tidak bisa dijelaskan.

    Pertama kali ketemu dan baca Alchemist adalah saat gw masih di bangku SMA, hasil pinjaman dari perpustakaan daerah Jawa Tengah. Dan yup, tepat saat itulah gw jatuh cinta dengan Alchemist, dan lalu ngefans sama penulisnya, Paulho Coelo.

    Cerita sang Alchemist dimulai dari mimpi si penggembala domba, Santiago tentang piramida-piramida yang ada di Mesir. Merasa penasaran dengan mimpinya itu, Santiago kemudian pergi ke peramal yang bisa menterjemahkan mimpinya. Dan tepat setelah itulah perjalanan ini dimulai. Si peramal menyuruh Santiago untuk benar-benar pergi berkunjung ke piramida-piramida itu. Dan benar saja, Santiago memutuskan untuk 'mengejar mimpinya' itu.

    Perjalanan ke Mesir benar-benar tak mudah. Ragu atas keputusannya dan ingin kembali saja, kehilangan domba-domba dan hartanya, tertipu oleh pencuri-pencuri di Mesir, hingga akhirnya ia hanya punya dirinya sendiri. Perjalanan panjang Santiago ternyata tak hanya membuat ia tak punya apa-apa lagi, tapi juga kemampuan yang didapatkannya tanpa ia sadari akibat bertemu dengan banyak orang. Santiago mampu mengerti percakapan semua orang walaupun ia sendiri tak mengerti bagaimana menggunakan bahasa mereka. Kemampuan ini ia sebut bahasa universal.

    Perjalanan panjangnya membuahkan hasil dan akhirnya ia bertemu dengan orang yang dicarinya, sang alchemist, orang yang mampu mengubah segala macam benda menjadi emas. Namun nampaknya itu tak lebih berharga daripada pengalaman yang didapatkannya dari sang alchemist. Melalui sang alchemist, Santiago akhirnya bisa berbicara dengan gurun, angin, matahari, bahkan Tuhan.

    Menarik bukan? Buat saya menarik, meskipun sebenarnya cerita yang ditampilkan Paulho Coelo agak abstrak dan tidak logis. But who cares, ketika Coelo berhasil membawa pembaca ke dalam dunia yang tidak logis itu, i think it's more than enough. Ikut berbicara dengan gurun dan menyampaikan pesan lewat angin, ah, so great.

    Satu kelebihan lagi dari novel ini adalah banyaknya kalimat-kalimat ajib yang bisa menambah referensi quote kita. Satu yang paling saya ingat adalah 'Ketika kau benar-benar menginginkan sesuatu, maka seluruh dunia akan bahu-membahu mewujudkannya'. Super.

    Minusnya? None. Hehe. Saya sudah membaca buku ini lebih dari lima kali dan tetap masih suka. No complain lah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5cm

Love and Life Chocolatos: Ayah, Mengapa Aku Berbeda

Kumpulan Cerpen Kompas 2012 : Laki-laki Pemanggul Goni