The Fifth Mountain

 
Judul
The Fifth Mountain (9789792214208)
Pengarang
Paulho Coelo
Penerbit
Gramedia Pustaka Utama (2005)

    The Fifth Mountain adalah sebuah novel yang diangkat dari kisah Nabi Elia (atau Nabi Ilyas atau dalam agama Islam). Bedanya, kisah dalam novel ini tidak condong kepada agama tertentu, namun lebih kepada moral dan pelajaran yang bisa diterima oleh semua kalangan. The Fifth Mountain mengangkat kisah lain yang mungkin tak pernah tertulis dalam kitab-kitab atau dituturkan oleh para tokoh agama. Dan oleh karenanya, gw pun ragu apakah kisah ini bisa dipercaya atau hanya merupakan cerita fiksi biasa. Entahlah.

    Elia, terusir dari negaranya. Sang Raja menginginkan penangkapan dan pembunuhan terhadap semua orang yang dicurigai sebagai Nabi. Tak terkecuali Elia. Beberapa kali nyawanya berada di ujung kematian dan sebanyak itu pula Tuhan menyelamatkannya. Hingga pada akhirnya ia harus melarikan diri untuk menyelamatkan nyawa dan ajarannya. Dalam novel ini, Coelo menggambarkan Elia sebagai seorang nabi yang sekaligus juga manusia biasa.  Coelo tak ragu menuliskan rasa takut dan khawatir Elia ketika nyawanya terancam. Coelo mencoba menunjukkan kepada pembaca bahwa walau bagaimanapun juga, nabi tetaplah seorang manusia yang juga memiliki rasa takut dan cemas.

    Di tengah pelariannya, Elia sampai ke sebuah desa. Namun begitu penduduk desa yang dilanda krisis kepercayaan kepada orang asing menaruh curiga kepadanya. Elia dianggap sebagai mata-mata musuh. Kecurigaan dan kebencian penduduk desa kepadanya semakin bertambah ketika anak dari janda yang menampungnya jatuh sakit dan meninggal. Di titik ini, Elia merasa Tuhan tidak adil kepada keluarga ini. Keluarga inilah satu-satunya yang percaya kepada Elia, tapi akhirnya malah harus menerima bencana ini. Namun tak ada yang bisa dilakukan Elia, ia tak bisa menghidupkan orang yang sudah mati, sehingga satu-satunya cara adalah berdoa dan memohon keadilan dari Tuhan. Dan agar permohonannya dikabulkan, Elia harus percaya kepada Tuhan.

    Elia mengajarkan kepada kita bahwa satu-satunya hal yang bisa dilakukan manusia dalam ketidakberdayaannya adalah dengan kembali kepada Tuhan, berdoa dan memohon. Dan untuk bisa memohon kepada Tuhan, kita harus percaya. Bagaimana mungkin orang yang tidak percaya kepada Tuhan, memohon pertolongan kepada Tuhan? Dan ketika kita percaya kepada Tuhan, itu artinya kita harus percaya terhadap semua keputusan-Nya, termasuk keputusan yang mungkin kita anggap buruk untuk kita, merugikan kita. Dan pada akhirnya kepercayaan itu akan mengantarkan kita pada rasa menerima, pasrah, dan juga syukur. Super.

    Nampaknya ujian Tuhan untuk Elia masih belum berakhir. Desa diserang. Dan seperti sebelumnya, penduduk desa menganggap Elia lah penyebabnya. Elia lah sumber bencana ini. Desa hancur. Tak ada yang tersisa kecuali orang tua, anak-anak, dan wanita. Elia pesimis. Tak ada yang bisa dilakukannya. Ia, bersama dengan salah satu anak di desa itu memutuskan untuk pergi meninggalkan desa. Atau bisa dikatakan Elia meninggalkan pengikutnya. Tapi apakah memang demikian pada akhirnya? Satu yang perlu kembali diingat, nabi tetaplah seorang manusia sehingga perasaan pesimis, takut, cemas itu wajar adanya. Akan tetapi, tentu Tuhan tidak akan memilih Elia sebagai nabi apabila ia sama dengan manusia biasa. Dan dalam buku ini, Elia membuktikan bahwa ia memang layak dipilih Tuhan sebagai nabi.

    Secara pribadi, gw menganggap The Fifth Mountain, meskipun tak sebagus The Devil and Miss Prym atau bahkan The Alchemist, namun tetap menarik untuk dibaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Cerpen Kompas 2012 : Laki-laki Pemanggul Goni

5cm

Anansi Boys