Kisah-kisah Tengah Malam


 Judul
Kisah-kisah Tengah Malam
Pengarang
Edgar Allan Poe
Penerbit
Gramedia Pustaka Utama

Kucing Hitam dan Gema Jantung yang Tersiksa adalah dua cerpen yang benar-benar saya kagumi. Dan dua cerpen ini ada di dalam buku Kisah-kisah Tengah Malam karya Edgar Allan Poe, bersama dengan 11 cerpen lainnya.

    Saya pribadi punya pengalaman menarik dengan buku ini. Pada awal diterbitkannya buku ini, saya langsung membeli buku ini. Berapa lama kemudian, buku ini dipinjam oleh salah satu teman saya, dan kemudian tak pernah kembali (saya langsung ingat kalimat yang diucapkan Gusdur : orang yang meminjam buku adalah orang bodoh, dan orang yang mau meminjamkan bukunya lebih bodoh lagi). Sejauh ini, sudah tak terhitung berapa banyak buku yang saya pinjamkan, dan akhirnya tak pernah kembali. Jika demikian, biasanya saya langsung membeli buku yang sama dan kembali menyimpannya di rak. Namun buku ini berbeda, ketika saya sadar bahwa buku ini tak akan kembali, saya langsung bergegas mencarinya ke toko buku baik toko buku beneran ataupun yang online. Dan naasnya tak satupun yang menyisakan stoknya. Dalam setahun itu, setiap ke toko buku maka saya akan langsung ke mesin pencarian dan mencari buku ini. Tapi tak pernah berhasil, hingga akhirnya saya menyerah. Sampai empat tahun kemudian, di acara Book War, Festival Pembaca Indonesia 2015 ada orang yang mau menukar buku ini, 'Kisah-kisah Tengah Malam'. Katanya, 'Saya ga suka dengan cerita-ceritanya'. Saat itu dalam hati saya berkata, 'Sinting ni orang'. Tanpa basa-basi, kemudian saya menawarkan buku saya untuk ditukar. Tidak tanggung-tanggung, saya menukar 3 buku saya dengan 1 buku ini. Dan taraa, sekarang buku ini telah kembali ke pangkuanku. Haha.

    Cerita lain tentang buku ini adalah ketika saya mulai menulis. Biasanya, ketika akan menulis cerita (cerpen biasanya), saya akan membaca cerpen lain dan kemudian baru menulis cerita saya sendiri. Tujuannya agar saya bisa menulis cerita dengan style yang ada dalam cerita yang saya baca sebelumnya. Trik ini selalu berhasil saya gunakan, dan salah satunya pernah menang di event menulis yang diadakan Gradien. Trik yang sama akan saya gunakan ketika suatu saat saya ingin menulis cerita horor. Otomatis, karya Allan Poe akan menjadi referensi saya. Saya membaca cerpen-cerpen di buku ini dan kemudian menulis. Hasilnya? Sangat mengecewakan. Saya sama sekali tidak bisa menulis gaya Allan Poe untuk diterapkan di tulisan saya. Cerita saya mati, tak bisa bergerak sama sekali. Sangat berbeda dengan karya Allan Poe yang selalu sukses membuat saya 'ngeri'.

    Well, dari 13 cerpen yang ada di buku ini, memang tak banyak yang bisa saya rekomendasikan. Mungkin hanya Kucing Hitam dan Gema Jantung yang Tersiksa yang sangat saya sarankan.  Dan mungkin juga Kotak Persegi Panjang, karena latar cerita ada di Indonesia, tepatnya di Laut Jawa. Tapi apapun, Allan Poe adalah sedikit dari banyak penulis yang mampu membuat cerita sederhana menjadi tidak sederhana dan mampu menggerakkan tokoh-tokohnya dengan begitu apik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love and Life Chocolatos: Ayah, Mengapa Aku Berbeda

Kumpulan Cerpen Kompas 2012 : Laki-laki Pemanggul Goni

5cm