And The Mountains Echoed (Dan Gunung-gunungpun Bergema)

 
Judul
And The Mountains Echoed (9786029225938)
Pengarang
Khaled Hosseini
Penerbit
Mizan Pustaka Utama

    Jangan berharap terlalu tinggi, agar tidak terlalu sakit apabila terjatuh. Itulah saran saya kepada kalian-kalian yang hendak membaca buku ini. Masalahnya, saya baru saja mengalami kejadian itu, berekspektasi terlalu tinggi, dan kemudian 'blak', jatoh, sakit.

    Kutu mana yang tidak tahu The Kite Runner coba? Novel legendaris yang mendapat penghargaan dari mana-mana. It make you hope that the other books will be as great as it. Termasuk kata temen-temen saya yang sudah pada baca And The Mountaincs Echoed, hampir semuanya berkomentar positif. Lantas bagaimana caranya supaya saya tidak berkekspektasi tinggi? No other way.

    Well, mungkin prolog saya terlalu menyudutkan buku ini. But yang perlu kalian tahu, ini hanya pendapat pribadi saya ya. So subyektif banget. Jadi, silahkan cari review lain kalau kalian ga setuju dengan pendapat saya, atau baca sendiri bukunya dan silahkan tentukan pilihan Anda.

    Sejujurnya, beberapa bab di awal buku ini bener-bener bagus. Cerita yang disajikan Khaled sangat ngena di hati dan kalimat-kalimat yang digunakan juga pas. Yang saya maksud bagus disini adalah dari awal cerita, bagaimana ikatan sebuah keluarga, utamanya antara kakak (Abdullah) dan adik (Pari) harus dipisahkan oleh sang ayah (Saboor) yang sejatinya juga tak menginginkan itu, tapi keadaan memaksanya. Bagaimana tangis sang ayah dan Abdullah saat perpisahan terjadi, ketabahan mereka, luka batin mereka, semuanya diceritakan dengan begitu sempurna. It makes me think, it'll be great story.
  
    Cerita berkembang, alur berpindah fokus kepada hidup sang adik, Pari, setelah ditinggal ayah dan kakaknya. Sementara kesedihan sepasang ayah dan kakak tak pernah muncul lagi dalam buku ini.  Cerita semakin berkembang dan kali ini panggung milik ayah tiri Pari, yang ternyata memiliki disorientasi seksual, menyukai pembantunya (Nabi), dan akhirnya meninggal dalam pelukan Nabi. Sepeninggal ayah tiri Pari, fokus cerita kembali berubah, kali ini kepada Nabi dan seorang dokter yang membantu korban perang di Afghanistan, Markos. Cerita tentang Pari menghilang, Abdullah apalagi.

    Sampai disini, seingat saya cerita baru sampai di pertengahan buku. And see, sudah berapa kali fokus cerita berganti? Dan pertanyaan yang kemudian muncul di benak saya adalah, 'Dari semua cerita yang ditampilkan ini, mana cerita utamanya? Abdullah dan Pari? Pari dan keluarga barunya? Nabi dan ayah tiri Pari? Nabi dan Markos? Atau mana?'. Sampai disini, sudah cukup bagi saya untuk mengurangi satu bintang dari buku ini. Pertanyaan kedua adalah, 'Apa hubungan antara satu cerita dengan cerita lain?'. Awalnya saya berharap bahwa di akhir buku, semua cerita-cerita ini akan bermuara pada suatu peristiwa besar atau semacamnya. Tapi ternyata tidak. Semua cerita seakan berdiri sendiri-sendiri, sehingga kalaupun Anda terlalu sibuk dan tidak punya waktu untuk membaca, maka it's oke, itu tidak akan mempengaruhi terlalu banyak plot cerita yang sudah ada di bayangan Anda.

    Nah, setelah melalui perjalanan panjang dengan side story yang beraneka ragam, di beberapa bab terakhir dari buku ini, sosok yang telah lama hilang muncul lagi. Dialah Pari dan Abdullah. Abdullah yang diawal buku diceritakan sebagai seorang anak berusia 10 tahun, di akhir buku sudah menjadi seorang ayah tua yang pikun. Lalu bagaimana cerita hidupnya selama berpuluh-puluh tahun ini? Bagaimana cara dia menghadapi kenangan pahit masa lalunya? Silahkan Anda berimajinasi sendiri, karena tak akan Anda temukan di buku ini. Saking randomnya buku ini, maka jika Anda adalah orang yang sibuk dan tidak punya banyak waktu untuk membaca, Anda cukup membaca bagian awal buku ini dan beberapa bab terakhir saja, maka Anda sudah akan mendapat satu cerita secara utuh. Bahkan menurut saya itu akan lebih baik daripada Anda membaca buku ini secara keseluruhan. Well, kalau secara umum saya memberi nilai 60 untuk buku ini, maka apabila semua side story dari buku ini dibuang dan hanya menyisakan beberapa puluh halaman dari awal dan akhir buku, mungkin saya bisa memberikan nilai 70 bahkan 80.

    Anyway, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya. Bagian awal dari buku ini, cerita perpisahan Abdullah dan Pari sangat bagus. Dan kemudian cerita pertemuan mereka kembali tak kalah memukau. Saya berpikir, bagaimana jika buku ini hanya berfokus pada mereka saja? Saya rasa hasilnya akan lebih bagus daripada harus menampilkan side story dengan tokoh-tokoh baru yang toh pada akhirnya tak memiliki peran apapun dalam buku ini. But, seperti yang saya bilang di awal. Ini adalah pendapat pribadi saya. You can choose other review if you do not agree with me.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love and Life Chocolatos: Ayah, Mengapa Aku Berbeda

Kumpulan Cerpen Kompas 2012 : Laki-laki Pemanggul Goni

5cm